Minggu, 12 Mei 2013

Kepribadian Sehat

Kepribadian Sehat
Menurut Rogers, manusia yang rasional dan sadar, tidak dikontrol oleh peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak, seperti pembiasaan akan kebersihan (toilet training), penyapihan yang lebih cepat, atau pengalaman-pengalaman seks sebelum waktunya. Hal-hal ini tidak mwnghukum atau mengutuk kita untuk hidup dalam konflik dan kecemasan yang tidak dapat dikontrol. Masa sekarang dan bagaimana kita memandangnya bagi kepribadian yang sehat, adalah jauh lebih penting dari masa lampau. Akan tetapi Rogers mengemukakan pengalaman-pengalaman masa lampau dapat mempengaruhi bagaimana kita memandang masa sekarang yang pda gilirannya mempengaruhi tingkat kesehatan psikologis kita.
Rogers menempatkan suatu dorongan – “satu kebutuhan fundamental” – dalam sistemnya tentang kepribadian: memeliharakan, mengaktualisasikan, meningkatkan semua segi individu. Kecenderungan ini dibawa sejak lahir dan dan meliputi komponen-komponen pertumbuhan fisiologis dan psikologis, meskipun selama bertahun-tahun awal kehidupan kecenderungan tersbut lebih terarah kepada segi-segi fisologis. Akan tetapi aktualisasi berbuat jauh lebih banyak dari pada mempertahankan organism; aktualisasi memudahkan dan meningkatkan pematangan dan pertumbuhan. Jika bayi bertambah besar, organ-organ tubuh dan proses fisiologis menjadi semakin kompleks dan ber-diferensiasi karena meereka mulai berfungsi dalam arah-arah yang dituju. 

Perkembangan Diri
Dalam masa kecil, anak mulai membedakan, atau memisahkan salsh satu sgi pengalamannya dari semua yang lain-lainnya. Segi ini adalah diri dan itu digambarkan dengan bertambahnya penggunaan kata “aku” dan “kepunyaanku”. Anak itu mengembangkan kemampuan untuk membedakan antara apa yang menjadi milik atau bagian dari dirinya dan semua benda lain yang dilihat, didengar, diraba, dan diciumnya ketika dia mulai membentuk suatu lukisan dan gambaran tentang siapa dia. Dengan kata lain, anak itu mengembangkan suatu “pengertian-diri” (self concept)
Sebagian besar dari self concept, anak itu juga menggambarkan dia menjadi siapa atau ingin menjadi siapa. Gambaran-gambaran  itu dibentuk sebagai suatu akibat dari bertambah kompleksnya interaksi-interaksi dengan orang lain. Dengan mengamati reaksi-reaksi dari orang lain terhadap tingkah lakunya sendiri, anak itu secara ideal mengembangkan suatu pola gambaran-gambaran yang konsisten, suatu keseluruhan yang terintegrasi dimana kemungkinan adanya beberapa ketidakharmonisan antara diri sebagaimana adanya dan diri sebagaimana yang mungkin diinginkannya untuk menjadi diperkecil. Dalam indicidu yang sehat dan yang meng aktualisasikan diri muncullah pola yang berkaitan. Situasi itu berbeda utnuk seorang individu yang mendapat gangguan emosional.

Positive Regard
Cara-cara  khusus bagaimana diri itu berkembang adan apakah dia akan menjadi sehat atau tidak tergantung pada cinta yang diterima anak itu dalam masa kecil. Pada waktu itu mulai berkembang, anak itu juga belajar membutuhkan cinta. Hal ini disebut penghargaan positif” (positive regard)
Positive regard, suatu kebutuhan yang memaksa dan merembes, dimiiki oleh semua manusia; setiap anak terdorong untuk mencari positive regard. Akan tetapi tidak semua anak akan menemukan kepuasan yang cukup akan kebutuhan ini. Anak puas jika ia menerima kasih sayang, cinta, dan persetujuan dari orang-orang lain, tetapi dia kecewa kalau dia menerima celaan dan kurang mendapat cinta dan kasih sayang.

Orang yang Berfungsi Sepenuhnya
Hal yang pertama dikemukakan tentang versi Rogers mengenai kepribadian sehat, yakni kepribadian sehat itu bukan merupakan suatu keadaan dari ada, melainkan suatu proses, “suatu arah bukan suatu tujuan”. Aktualisasi diri berlangsung terus; tidak pernah merupakan suatu kondisi yang selesai atau statis. Tujuan ini, yakni orientasi ke masa depan, menarik individu ke depan.
Hal kedua tentang aktualisasi diri itu ialah aktualisasi diri merupakan suatu proses yang sukar dan kadang-kadang menyakitkan. Aktualisasi diri merupakan suatu ujian, rintangan, dan pecutan terus-menerus terhadap semua kemampuan seseorang. Rogers menulis “aktualisasi diri merupakan keberanian untuk ada” “ha ini berarti meluncurkan diri sepenuhkan kedalam arus kehidupan”. Orang itu terbenam dan terbuka kepada seluruh ruang lingkup emosi dan pengalaman manusia dan merasakan hal-hal ini jauh lebih dalam dari pada seseorang yang kurang sehat.
Hal yang ketiga tentang orang-orang yang mengaktualisasikan diri, yakni mereka benar-benar adalh diri mereka sendiri. Mereka tidak bersembunyi dibelakang topeng-topeng atau kedok-kedok, yang berpura-pura sesuatu yang bukan mereka atau menyembunyikan sesuatu yang bukan diri mereka. Mereka tidak mengikuti petunjuk-petunjuk tingkah laku atau memperlihatkan kepribadian yang berbeda untuk situasi situasi yang berbeda. Mereka bebas dari harapan-harapan dan rintangan-rintangan yang diletakan oleh masyarakat mereka atau orangtua mereka.; mereka telah mengatasi aturan-aturan ini. Diri adalah tuan dari kepribadian dan beroprasi terlepas dari norma-norma yang ditentukan oleh orang lain. Akan tetapi orang-orang yang mengaktualisasikan diri tidak  agresif, memberontak secara terus-terang  atau dengan sengaja tidak konvensional dalam mencemohkan aturan-aturan dari orangtua dan masyarakat.

Sumber: Duane Schultz. 2008. Psikologi Pertumbuhan, Yogyakarta: Kanisius

Nama : M. Rizky Kurniawan
Kelas : 2PA08
NPM : 14511208