Jumat, 22 November 2013

Mengendalikan Fungsi Manejemen


1.      Pengertian Pengendalian

Pengendalian adalah salah satu fungsi manajerial seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan. Pengendalian merupakan adalah fungsi penting karena membantu untuk memeriksa kesalahan dan mengambil tindakan korektif sehingga penyimpangan dari standar diminimalkan dan menyatakan tujuan organisasi dicapai dengan cara yang diinginkan

Pengendalian adalah suatu usaha terdiri dari melihat segala sesuatu yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah diambil, perintah yang telah diberikan, dan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Objek adalah untuk menunjukkan kesalahan agar mereka dapat diperbaiki dan dicegah berulang.

Menurut EFL Breach
Pengendalian juga memeriksa kinerja saat ini terhadap yang telah ditentukan standar yang terdapat dalam rencana, dengan tujuan untuk memastikan kemajuan yang memadai dan kinerja yang memuaskan.

Menurut Harold Koontz
Pengendalian adalah pengukuran dan koreksi kinerja dalam rangka untuk memastikan bahwa perusahaan tujuan dan rencana dibuat untuk mencapai mereka yang dicapai.

 

2.      Langkah-Langkah dalam Proses Pengendalian
Mockler (1984) membagi pengendalian dalam 4 langkah yaitu :

a. Menetapkan standar dan Metode Mengukur Prestasi Kerja
Standar yang dimaksud adalah kriteria yang sederhana untuk prestasi kerja, yakni titik-titik yang terpilih didalam seluruh program perencanaan untuk mengukur prestasi kerja tersebut guna memberikan tanda kepada manajer tentang perkembangan yang terjadi dalam perusahaan itu tanpa perlu mengawasi setiap langkah untuk proses pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan.

b. Melakukan Pengukuran Prestasi Kerja
Pengukuran prestasi kerja idealnya dilaksanakan atas dasar pandangan kedepan, sehingga penyimpangan-pennyimpangan yang mungkin terjadi dari standar dapat diketahui lebih dahulu.

c. Menetapkan Apakah Prestasi Kerja Sesuai dengan Standar
Yaitu dengan membandingkan hasil pengukuran dengan target atau standar yang telah ditetapkan. Bila prestasi sesuai dengan standar manajer akan menilai bahwa segala sesuatunya beada dalam kendali.

d. Mengambil Tindakan Korektif
Proses pengawasan tidak lengkap bila tidak diambil tindakan untuk membetulkan penyimpangan yanf terjadi. Apabila prestasi kerja diukur dalam standar, maka pembetulan penyimpangan yang terjadi dapat dipercepat, karena manajer sudah mengetahui dengan tepat, terhadap bagian mana dari pelaksanaan tugas oleh individu atau kelompok kerja, tindakan koreksi itu harus dikenakan.

3.      TIPE PENGENDALIAN MANAJEMEN Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
a.       Pengendalian preventif (prefentive control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan perumusan strategi dan perencanaan strategi yang dijabarkan dalam bentuk program-program.
b.       Pengendalian operasional (Operational control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui alat berupa anggaran. Anggaran digunakan untuk menghubungkan perencanaan dengan pengendalian
c.  Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi kinerja  berdasarkan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan. Proses Pengendalian Menejemen

 

4.      Proses Pengendalian Menejemen
Proses Penegendalian Manajemen yang baik sebenarnya formal, namun sifat pengendalian informal masih banyak terjadi. Pengendalian Manajemen formal merupakan tahap-tahap yang dsaling berkaitan sat sama lain, terdiri dari proses:
a.        Pemrograman (Programming)

Dalam tahap ini perusahaan menentukan program-program yang dilaksanakan dan memperkirakan sumber daya yang akan dialokasikan untuk setiap program yang telah ditentukan.

b.       Penganggaran (Budgeting)
Pada tahap penganggaran ini program yang telah direncanakan secara terperinci dinyatakan dalam satuan moneter untuk suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Anggaran ini berdasarkan pada kumpulan anggaran-anggaran dari pusat pertanggungjawaban.

c.        Operasi dan Akuntansi (Operation and Accounting)
Dalam tahap ini telah dilaksanakan pencatatan mengenai berbagai sumber daya yang digunakan dan penerimaan-penerimaan yang dihasilkan. Catatan dan biaya-biaya tersebut digolongkan sesuai dengan program yang telah ditetapkan pusat-pusat tanggung jawabnya. Penggolongan yang sesuai program dipakai sebagai dasar untuk pemrograman dimasa yang akan datang, sedangkan penggolongan yang sesuai dengan pusat tanggung jawab digunakan untuk mengukur kinerja para manajer.

d.       Laporan dan Analisis (Reporting and Analysis)
Tahap ini merupakan tahapan yang paling penting, karena menutup suatu siklus dari proses Pengendalian Manajemen agar data untuk proses pertanggungjawaban akuntansi dapat dikumpulkan. Analisis laporan manajemen antara lain dapat berupa:
·         Perlu tidaknya strategi perusahaan diperiksa kembali
·         Perlu tidaknya dilakukan penghapusan, penambahan, atau pengubahan program ditahun yang akan datang.
·         Dari analisis penyimpangan dapat disimpulkan perlunya diadakan perubahan anggaran, apabila sudah tidak realitas.
·         Dari laporan-laporan dapat diambil kesimpulan perlu adanya perbaikan-perbaikan untuk masalah yang tidak dapat diantisipasi.

Sumber:
http://id.shvoong.com/business-management/management/2290028-pengertian-dan-definisi-controlling-pengendalian/#ixzz2lRb4bpyq
http://id.shvoong.com/social-sciences/2068148-lankah-langkah-pengendalian-manajemen/#ixzz2BfARXhM7
http://desthi-m.blogspot.com/2010/01/tipe-pengendalian-manajemen.htmlhttp://jacko-manajemen.blogspot.com/2009/03/perusahaan-organisasi-ibarat-manusia.html


 

Jumat, 01 November 2013

Motivasi



Pengertian Motivasi
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya  Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.
Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan Y Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang.

Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat mengenai konsep motivasi manusia dan mempunyai lima hierarki kebutuhan, yaitu :
Maslow menggunakan piramida sebagai peraga untuk memvisualisasi gagasannya mengenai teori hirarki kebutuhan. Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :
-           Kebutuhan fisiologis atau dasar
-           Kebutuhan akan rasa aman
-           Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
-           Kebutuhan untuk dihargai
-           Kebutuhan untuk aktualisasi diri

Maslow menyebut empat kebutuhan mulai dari kebutuhan fisiologis sampai kebutuhan harga diri dengan sebutan homeostatis.mudian berhenti dengan sendirinya.
Maslow memperluas cakupan prinsip homeostatik ini kepada kebutuhan-kebutuhan tadi, seperti rasa aman, cinta dan harga diri yang biasanya tidak kita kaitkan dengan prinsip tersebut. Maslow menganggap kebutuhan-kebutuhan defisit tadi sebagai kebutuhan untuk bertahan Cinta dan kasih sayang pun sebenarnya memperjelas kebutuhan ini sudah ada sejak lahir persis sama dengan insting.

Kebutuhan Fisiologis
Pada tingkat yang paling bawah, terdapat kebutuhan yang bersifat fisiologik (kebutuhan akan udara, makanan, minuman dan sebagainya) yang ditandai oleh kekurangan (defisi) sesuatu dalam tubuh orang yang bersangkutan. Kebutuhan ini dinamakan juga kebutuhan dasar (basic needs) yang jika tidak dipenuhi dalam keadaan yang sangat estrim (misalnya kelaparan) bisa manusia yang bersangkutan kehilangan kendali atas perilakunya sendiri karena seluruh kapasitas manusia tersebut dikerahkan dan dipusatkan hanya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya itu.  Sebaliknya, jika kebutuhan dasar ini relatif sudah tercukupi, muncullah kebutuhan yang lebih tinggi yaitu kebutuhan akan rasa aman (safety needs). 

Kebutuhan Rasa Aman
Jenis kebutuhan yang kedua ini berhubungan dengan jaminan keamanan, stabilitas, perlindungan, struktur, keteraturan, situasi yang bisa diperkirakan, bebas dari rasa takut dan cemas dan sebagainya.  Karena adanya kebutuhan inilah maka manusia membuat peraturan, undang-undang, mengembangkan kepercayaan, membuat sistem, asuransi, pensiun dan sebagainya.  Sama halnya dengan basic needs, kalau safety needs ini terlalu lama dan terlalu banyak tidak terpenuhi, maka pandangan seseorang tentang dunianya bisa terpengaruh dan pada gilirannya pun perilakunya akan cenderung ke arah yang makin negatif

Kebutuhan Dicintai dan Disayangi
telah kebutuhan dasar dan rasa aman relatif dipenuhi, maka timbul kebutuhan untuk dimiliki dan dicintai. Setiap orang ingin mempunyai hubungan yang hangat dan akrab, bahkan mesra dengan orang lain.  Ia ingin mencintai dan dicintai. Setiap orang ingin setia kawan dan butuh kesetiakawanan.  Setiap orang pun ingin mempunyai kelompoknya sendiri, ingin punya "akar" dalam masyarakat. Setiap orang butuh menjadi bagian dalam sebuah keluarga, sebuah kampung, suatu marga, dll. Setiap orang yang tidak mempunyai keluarga akan merasa sebatang kara, sedangkan orang yang tidak sekolah dan tidak bekerja merasa dirinya pengangguran yang tidak berharga.  Kondisi seperti ini akan menurunkan harga diri orang yang bersangkutan.

Kebutuhan Harga Diri
Di sisi lain, jika kebutuhan tingkat tiga relatif sudah terpenuhi, maka timbul kebutuhan akan harga diri (esteem needs). Ada dua macam kebutuhan akan harga diri. Pertama, adalah kebutuhan-kebutuhan akan kekuatan, penguasaan, kompetensi, percaya diri dan kemandirian. Sedangkan yang kedua adalah kebutuhan akan penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi, kebanggaan, dianggap penting dan apresiasi dari orang lain. Orang-orang yang terpenuhi kebutuhannya akan harga diri akan tampil sebagai orang yang percaya diri, tidak tergantung pada orang lain dan selalu siap untuk berkembang terus untuk selanjutnya meraih kebutuhan yang tertinggi yaitu aktualisasi diri (self actualization). 

Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang terdapat 17 meta kebutuhan yang tidak tersusun secara hirarki, melainkan saling mengisi.] Jika berbagai meta kebutuhan tidak terpenuhi maka akan terjadi meta patologi seperti apatisme, kebosanan, putus asa, tidak punya rasa humor lagi, keterasingan, mementingkan diri sendiri, kehilangan selera dan sebagainya.

Pengerian Teori Drive
Teori ”drive” bisa diuraikan sebagai teori-teori dorongan tentang motivasi, perilaku didorong ke arah tujuan oleh keadaan-keadaan yang mendorong dalam diri seseorang atau binatang. Contohnya., Freud ( 1940-1949 ) berdasarkan ide-idenya tentang kepribadian pada bawaan, dalam kelahiran, dorongan seksual dan agresif, atau drive (teorinya akan diterangkan secara lebih detail dalam bab kepribadian). Secara umum , teori-teori drive mengatakan hal-hal berikut : ketika suatu keadaan dorongan internal muncul, individu di dorong untuk mengaturnya dalam perilaku yang akan mengarah ke tujuan yang mengurangi intensitas keadaan yang mendorong. Pada manusia dapat mencapai tujuan yang memadai yang mengurangi keadaan dorongan apabila dapat menyenangkan dan memuaskan. Jadi motivasi dapat dikatakan terdiri dari: 

- Suatu keadaan yang mendorong
- Perilaku yang mengarah ke tujuan yang diilhami oleh keadaan terdorong
-  Pencapaian tujuan yang memadai
-  Pengurangan dan kepusaan subjektif dan kelegaan ke tingkat tujuan yang tercapai 

Setelah keadaan itu, keadaan terdorong akan muncul lagi untuk mendorong perilaku ke arah tujuan yang sesuai. Pengulangan kejadian yang baru saja diuraikan seringkali disebut lingkaran korelasi.
Teori-teori Drive berbeda dalam sumber dari keadaan terdorong yang memaksa manusia atau binatang bertindak. Beberapa teori termasuk teori Freud, dipahami oleh keadaan terdorong sejak belum lahir, atau instingtif. Tentang perilaku binatang, khususnya ahli ethologi telah mengusulkan suatu penjelasan suatu mekanisme dorongan sejak kelahiran (tinbergen, lorenz, dan leyhausen dalam morgan, dkk. 1986). Teori-teori drive yang lain telah mengembangkan peran belajar dalamkeaslian keadaan terdorong. Contohnya, dorongan yang di pelajari (learned drives), seperti mereka sebut, keaslian dalam latihan seseorang atau binatang atau pengalaman masa lalu dan yang berbeda dari satu individu ke individu yang lain. Karena penggunaan minuman keras sebelumnya, ketagihan heroin, contohnya mengembangkan suatu dorongan untuk mendapatkan hal tersebut, dan karena itu mendorong ke arah itu. Dan dalam realisasi motif sosial, orang telah belajar dorongan untuk kekuasaan, agresi atau prestasi. Keadaan terdorong yang dipelajari menjadi ciri abadi dari orag tertentu dan mendorong orang itu ke arah tujuan yang memadai, orang lain mungkin belajar motif sosial yang lain dan didorong ke arah tujuan yang berbeda.

Pengertian Teori Reinforcement
Teori ini mempunyai dua aturan pokok : aturan pokok yang berhubungan dengan perolehan jawaban –jawaban yang benar dan aturan pokok lain yang berhubungan dengan penghilangan jawaban-jawaban yang salah. Pengukuran dapat terjadi positif (pemberian ganjaran untuk satu jawaban yang didinginkan ) atau negatif ( menghilangkan satu rangsang aversif jika jawaban yang didinginkan telah diberikan ), tetapi organisme harus membuat antara aksi atau tindakannya dengan sebab akibat.
Siegel dan Lane (1982), mengutip Jablonke dan De Vries tentang bagaimana manajemen dapat meningkatakan motivasi tenaga kerja., yaitu dengan:

1  Menentukan apa jawaban yang diinginkan
2. Mengkomunikasikan dengan jelas perilaku ini kepada tenaga kerja.
3. Mengkomunikasikan dengan jelas ganjaran apa yang akan diterima. Tenaga kerja jika jawaban yang benar terjadi
4.
Memberikan ganjaran hanya jika jika jawaban yang benar dilaksanakan.
5. Memberikan ganjaran kepada jawaban yang diinginkan, yang terdekat dengan kejadiannya

Teori Harapan
Teori ini diciptakan oleh David Nadler dan Edward Lawler yang didasarkan pada empat asumsi mengenai perilaku dalam organisasi, yaitu:
·         Perilaku ditentukan oleh kombinasi antara faktor faktor yang terdapat dalam diri orang dan faktor-faktor yang terdapat di lingkungan.
·         Perilaku orang dalam organisasi merupakan tindakan sadar dari seseorang, dengan kata lain perilaku seseorang adalah hasi dari sebuah keputusan yang sudah diperhitungkanoleh orang tersebut.
·          Orang mempunyai kebutuhan, keinginan dan tujuan yang berbeda.
·         Orang memilih satu dari beberapa alternatif perilaku berdasarkan besarnya harapan memperoleh hasil dari sebuah perilaku.

Atas dasar asumsi tersebut, Nadler dan Lawler menyusun model harapan yang terdiri dari 3 komponen, yaitu :
Nilai (Valence)
Setiap bentuk insentif punya nilai positif atau negatif bagi seseorang. Juga apakah nilai itu besar atau kecil bagi seseorang.
Contoh : Seorang karyawan mendapatkan suatu penghargaan dari perusahaan dengan diberikan plakat, karena bakti kepada perusahaan selama sekian tahun. Tetapi, dampak negatifnya dapat membuat kecemburuan sosial terhadap karyawan lain. plakat hanya berupa sebuah pajangan yang mempunyai nilai kecil hanya untuk kepuasaan pribadi tidak bias dikomersilkan.     
Instrumentalis
Adanya hubungan antara pekerjaan yang harus dilakukan dengan harapan yang dimiliki. Jadi jika pekerjaan dilihat bisa merupakan alat untuk mendapatkan apa yang diharapkan timbullah motivasi kerja.
Contoh : seseorang mengikuti sebuah lembaga multi level marketing (MLM) dengan mengharapkan keuntungan yang berlimpah, karena bila mengandalkan insentif dari perusahaan tidak cukup memadai sebab bisnis MLM ini cukup menjanjikan.
Pengharapan
Persepsi tentang besarnya kemungkinan keberhasilan mencapai tujuan/hasil kerja.
Contoh: seorang karyawan mendapatkan insentif lebih bila melakukan kerja lembur.
Harapan kinerja-hasil. Orang mengharapkan sesuatu dari perilakunya. Harapan ini Hasil dari sebuah perilaku mempunyai kekuatan untuk menggerakkan motivasi. Dampak daya motivasi untuk setiap orang tidak sama. Harapan upaya-kinerja. Antisipasi tentang sulitnya mencapai suatu hasil mempengaruhi orang untuk memilih alternatif perilaku.
Teori Harapan menurut Victor Vroom, teori ini beragumen bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu dan pada daya tarik dari keluaran tersebut bagi individu tersebut. Teori pengharapan mengatakan seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan menghantar kesuatu penilaian kinerja yang baik, suatu penilaian yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasional, seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi dan ganjaran itu akan memuaskan 

Teori Tujuan
Salah satu tujuan yang ingin dicapai seseorang yaitu berprestasi. Untuk mencapai suatu prestasi maka seseorang harus mencapai tujuan sesuai Visi dan Misi yang sudah ditentukan sebelumnya. Berprestasi adalah idaman setiap individu, baik itu prestasi dalam bidang pekerjaan, pendidikan, sosial, seni, politik, budaya dan lain-lain. Dengan adanya prestasi yang pernah diraih oleh seseorang akan menumbuhkan suatu semangat baru untuk menjalani aktifitas. 

Contoh teori-teori dalam dunia industry
-          Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow
Contoh teori hirarki kebutuhan Maslow di dunia organisasi adalah seorang pekerja atau karyawan disebuah perusahaan. Tujuannya bekerja adalah untuk menghasilkan uang, untuk memenuhi kebutuhan fisiologisnya yaitu berupa pangan dan sandang. Lalu usaha seorang karyawan yang selalu ingin mempertahankan keselamatan jabatannya merupakan kebutuhan rasa aman. Disamping itu, seorang pekerja juga butuh cinta dan hubungan sosial, perilaku mencintai keluarga dan menjalin hubungan sosial dengan kepala perusahaan atau karyawan yang lainnya adalah wujud dari kebutuhan cinta dan kasih sayang. Selanjutnya adalah sebuah keinginan akan mendapatkan kehormatan dimata atasannya termasuk dalam bentuk kebutuhan akan prestasi. Dan ketika sudah mendapatkan prestasi, seorang karyawan pun akan bertekad untuk mempertahankan kualitas kerja agar lebih diakui, keinginan tersebut adalah bentuk dari kebutuhan aktualisasi diri. 

-          Teori Drive Reinforcement
Salah satu contoh teori ini adalah seorang manager yang berkeinginan untuk memajukan perussahaan ke tingkat yang lebih baik, dengan modal dan karyawan yang memadai hal itu menjadi sebuah dorongan yang cukup kuat untuk manager tersebut untuk mencapai tujuannya. Dan sebagai reinfrocment-nya, si manager meminta dan mengkomunikasikan cara bekerja yang sesuai dengan tujuannya tersebut, dan untuk mengoptimalkan kualitas bekerja karyawannya ia memberi sebuah ganjaran/reward kepada karyawan yang melakukan pekerjaan dengan sangat baik.


-          Teori Harapan
Orang-orang menempatkan pengharapan pada dirinya atas setiap perilakunya, begitu juga pada lingkungan organisasi. Contohnya ketika seorang karyawan disebuah perusahaan yang dirinya diminta untuk lembur beberapa hari, tentunya karyawan itu menyimpan sebuah harapan dalam dirinya, entah harapan akan mendapatkan gaji/reward yang lebih banyak lagi atau harapan yang lainnya. 

-          Teori tujuan
Seperti pada definisi diatas, teori tujuan disini lebih kepada bagaimana seseorang mendapatkan prestasi, prestasi dikatan sebagai tujuan. Contohnya, seorang pengusaha yang pernah mengalami kebangkrutan namun ia tetap menjalani usahanya dengan modal seadanya meski tidak sebaik sebelumnya. Keadaan seperti itu tentunya menjatuhkan kepercayaan diri pada seorang pengusaha. Namun pada suatu hari, pengusaha dan perusahaanya tersebut mendapatkan penghargaan dari sebuah majalah karena mampu bertahan atas cobaan. Prestasi yang diberikan oleh majalah tersebut menumbuhkan sifat percaya diri pada pengusaha tersebut. Ia akan lebih merasa dihargai dan tentunya hal itu akan membuatnya lebih percaya diri untuk mengembangkan bisnis-bisnisnya. Karena sebuah prestasi akan menumbuhkan semangat seseorang untuk mendekati sebuah tujuan. 

Artikel Motivasi
Berikut ini adalah kisah nyata dari Bapak Trimo, Tangerang Banten. Meskipun penampilannya sederhana dengan tubuh kurus dan rambut pendek, namun dibalik itu ada asa yang tinggi yaitu untuk membahagiakan istri dan keluarga. Beliau sehari-hari, bekerja menjadi pengangkut sampah yang bertugas mengambil sampah dari rumah ke rumah. Dari pekerjaannya sebagai tukang sampah, mungkin menurut kita rasanya tidak mungkin jika dia mampu membiayai istrinya naik haji.
Tetapi Allah menaburkan rejeki bukan pada jenis pekerjaannya, melainkan pada kehendak-Nya sendiri serta pada akhtiar yang dilakukan oleh manusia. Lebih jelasnya, kita ikuti penuturan Trimo di bawah ini.
Saya menikah dengan Jumroh, istri saya, pada tahun 1988. Harapan saya sewaktu
berumah tangga tidaklah muluk-muluk. Saya pengen bahagia, bisa menyenangkan istri, keluarga dan orang tua. Pada tahun 1999 kami pindah ke daerah Cirendeu, Tangerang, Banten. Di sana, kami ngontrak sebuah tanah yang kemudian di atasnya kami bangun rumah papan.
Sejak di Cirendeu saya mulai bekerja menjadi pengumpul sampah. Kebetulan ada sekitar 30 rumah yang saya bersihkan bak sampahnya setiap hari. Sebagai tukang sampah, memang berat menjalani pekerjaan itu. Setiap hari bergulat dengan bau. Apalagi kalau sudah datang musim hujan. Sampah-sampah itu terasa berat sekali karena bercampur dengan air. Belum lagi baunya yang tambah menyengat. Bahkan tidak jarang saya merasa mudah capek kalau harus mengangkut sampah di musim hujan.
Awalnya sempat saya berpikir kenapa saya harus bekerja seperti ini. Tetapi setelah saya pikir ulang lagi saya akhirnya sadar bahwa tidak ada pekerjaan lain yang bisa saya lakukan. Saya tidak memiliki keahlian apa-apa lagi. Maka apa pun keadaannya, saya terima saja pekerjaan itu dengan tabah.
Sempat juga saya merasa malu dengan pekerjaan saya itu. Bagaimana tidak merasa malu kalau setiap hari saya harus berpakaian kumal, bau, berkeringat dan seperti terhina saja.
Pagi-pagi harus menarik gerobak sementara orang lain malah bersantai. Saya merasa benar-benar tak berdaya ketika sampah yang harus saya angkut ternyata ada bangkainya, entah bangkai tikus, kucing atau binatang lainnya.
Tetapi saya berjanji untuk tidak menyerah dan mengeluh. Dengan dasar kemauan yang kuat, niat ibadah serta demi anak istri agar mereka tidak kelaparan, akhirnya saya bisa bertahan dengan pekerjaan itu. Saya sadar bahwa sebenarnya tidak ada pekerjaan yang enak. Karena itulah saya berusaha untuk tidak mengeluh dan menyerah.
Hal yang paling membahagiakan saya adalah ketika saya berhasil memberangkatkan istri saya naik haji. Saya tidak menduga bahwa dengan bekerja menjadi tukang pengangkut sampah akhirnya saya mampu memberangkatkan istri naik haji. Ini semua berkat karunia Allah kepada saya. Atas karunia itu, tidak hanya saya, para tetanggapun banyak yang tidak menyangka. Ada yang bertanya apa rahasia saya sehingga mampu membiayai ongkos naik haji istri.
Seingat saya tidak ada rahasia lain kecuali bekerja keras, berdoa dan mungkin juga karena shalat dhuha yang selama ini saya jaga betul. Saya biasa bekerja pagi-pagi. Jam dua siang sudah selesai. Sehabis maghrib, biasanya ada saja orang yang memanggil saya untuk minta dipijit. Jadi, selain bekerja mengangkut sampah, saya juga bekerja memijit orang. Dalam satu bulan, penghasilan saya bisa dibilang besar. Sekitar 800 ribu. Uang itu selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, biaya anak sekolah dan selebihnya ditabung.
Setelah satu tahun, istri saya bilang kalau dia sudah mengumpulkan uang untuk ongkos naik haji. Tapi belum cukup. Saat itu istri saya bilang kalau saat itu uang yang terkumpul sudah sebesar dua puluh jutaan. Saya sendiri kaget, dari mana uang itu. Tapi istri saya memang hemat orangnya.
Sejak dia mengutarakan keinginannya naik haji, dia rajin sekali menabung. Uang yang saya berikan tidak semuanya dipergunakan untuk belanja, melainkan disisihkan untuk ditabung.
Saat istri saya mengatakan kalau dia sudah punya tabungan sekitar dua puluh jutaan, saya benar-benar berniat untuk
giat bekerja dan berdoa. Shalat dhuha saya semakin dijaga dan memohon kepada Allah agar cita-cita istri saya terkabul. Ternyata Allah benar-benar mengabulkan doa saya. Sejak saya menjaga betul shalat dhuha saya dan giat bekerja, rizki saya benar-benar dimudahkan. Hampir tiap malam ada saja orang yang membutuhkan jasa saya untuk dipijit. Dan akhirnya, satu tahun kemudian uang untuk naik haji sudah terkumpul dan cukup. Bahkan saya masih sempat menyisihkan harta itu untuk dizakati. Alhamdulillah.
Itulah pengalaman saya yang paling berkesan. Allah memang tidak memandang pekerjaan seseorang. Jika orang rajin beribadah dan bekerja, insya Allah semuanya akan dimudahkan
Sahabat, untuk mencapai suatu keinginan, selain giat bekerja keras dan berdoa, kita membutuhkan kesabaran. Kesabaran untuk menjalani step by step menuju cita-cita dan keinginan. Baca juga motivasi tentang kesabaran melalui cerita

Analisa artikel
Pak Trimo memiliki sebuah dorongan (drive) untuk mewujudkan impiannya, drive yang dimiliki pak Trimo berdasarkan kecintaannya pada sang istri dan keluarganya. Tak peduli apapun pekerjaannya, keinginan yang sangat besar menjadikan semua itu dorongan dan motivasi pada hidupnya. Dalam teori harapan, keinginan beserta dorongannya di itu di dapatkan karena keluarganya, keluarganya menjadikan pak Trimo sebagai orang yang tidak mudah menyerah dan menjadi pekerja keras, hal itu dikatakan sebagai faktor lingkungan dan orang-orang sekitar yang menentukan perilaku seseorang dalam mencapai suatu tujuan.  Ia berhasil memperjuangkan hirarki kebutuhan menurut Maslow meski dengan keadaanya yang seperti itu pak Trimo tetap percaya bahwa keinginannya akan terwujud, dan hasil dari keinginannya tersebut adalah akualiasi diri untuk diri pak Trimo. Dan harapan dan dorongan pak Trimo bersatu dan seimbang sehingga ia mampu mewujudkan aktualisasi dirinya. Dengan hasil yang didapatkan oleh pak Trimo, harga diri pak Trimo dan keluarganya  pun akan terangkat menjadi lebih baik bagi orang-orang disekitarnya


sumber:



http://id.wikipedia.org/wiki/Abraham_Maslow