Kamu
dan Kehidupanmu..
Rio adalah seorang pekerja keras yang memiliki sifat
yang keras, membuat berbagai masalah dan berkelahi oleh banyak orang.
Ketergantungannya dengan alkohol membuat hidupnya makin kacau di tambah
penyakit yang di deritanya
pagi itu ia terbangun..
pagi itu ia terbangun..
“brengsek! Kambuh lagi perut gue!” teriak Rio yang
merasakan sakit di bagian perutnya “Dimana obatnyaa?!” tambah Rio yang semakin
keras berteriak sambil mencari obat
Hidupnya yang hanya seorang diri membuatnya haus
akan kasih sayang, belaian wanita dan perhatian untuk membenahi sebuah masalah
di hidup termasuk penyakitnya. Ia sangat tak peduli akan cinta, ia hanya bercandu
alkohol dan rokok. Adalah Liza wanita yang bertempat tinggal di sebelah
apartemen Rio yang sangat mencintai Rio, tapi sayang semua itu menjadi sia-sia
saat Rio bersikap acuh padanya
“Preeng!” suara piring yang berjatuhan akibat
tersenggol tangan Rio
“akhirnya!” ujarnya sambil meminum obat yang berhasil ia temukan
“sreek..” suara korek yang di gesrek olehnya untuk membakar rokoknya
“akhirnya!” ujarnya sambil meminum obat yang berhasil ia temukan
“sreek..” suara korek yang di gesrek olehnya untuk membakar rokoknya
Beberapa menit kemudian terdengar suara pintu kamar
Rio yang tergedor keras..
“dug..dug..dug..!!” suara pintu yang tergedor
“siapa lo? Bangsat berisiik! Siapa lo mau masuk kamar gue?!” saut Rio dengan berteriak
“aku Liza.. buka pintunya, please..” teriak suara wanita dari luar
“huh.. masuk” hembusan nafas Rio yanng terdengar risih sambil mengeluarkan asap rokoknya
“siapa lo? Bangsat berisiik! Siapa lo mau masuk kamar gue?!” saut Rio dengan berteriak
“aku Liza.. buka pintunya, please..” teriak suara wanita dari luar
“huh.. masuk” hembusan nafas Rio yanng terdengar risih sambil mengeluarkan asap rokoknya
Liza orang yang paling dekat dengan Rio, hampir 3 tahun ia mengenalnya namun belum tahu pribadinya. oleh karena
itu ia sering masuk apartemennya Rio walawpun Rio sangat tidak suka karena dia
menginginkan lebih. Tapi untuk masuk ke kamarnya Rio ia harus izin lebih dulu
karena disana tempat Privasinya
“aku denger suara berisik dari luar, aku takut..”
tutur Liza yang membawa rantang makanan sambil berjalan mendekati Rio
“biasa aja” jawab Rio dengan lesu
“hah!” kaget Liza melihat keadaan dapur Rio yang sangat berantakan
“yasudah, udah kan ngasih gue makannya? Pergi lagi sana” kata Rio sambil menunjukan wajah cool-nya
“biasa aja” jawab Rio dengan lesu
“hah!” kaget Liza melihat keadaan dapur Rio yang sangat berantakan
“yasudah, udah kan ngasih gue makannya? Pergi lagi sana” kata Rio sambil menunjukan wajah cool-nya
Liza terpaksa meninggalkan Rio karena ia tidak mau
keadaan Rio makin kacau karena kehadirannya. Ia pun berjalan keluar sambil
berkata “makanannya di makan yah, jangan lupa obatnya”
saat Liza yang sedang berada di luar apartemen ia melihat
Rio sedang berjalan keluar berpakaian rapih sambil menghisap rokonya
lalu ia pun berbisik di hati “orang itu tidak pernah merasa sakit walaw aku tahu ia tidak nyaman”
Beberapa jam kemudian Liza melihat Rio kembali ke
apartemennya, Rio menaruh sebuah buku catatan di meja kamarnya namun ia lupa
mengunci pintu saat meninggalkan apartemennya.
Liza yang penasaran tentang Rio akhirnya ia
memberanikan diri untuk masuk ke dalam apartemennya tanpa sepengetahuan Rio. Lalu
ia menemukan buku catatannya Rio
“hah!” Liza terdiam, kaget dan tercengang membaca isi buku itu
Isi dari buku catatannya ialah sebuah ungkapan Rio
tentang rasa yang ada di dalam tubuhnya, rasa sakit yang tiada henti menyerangnnya
dan ketidakinginan Rio untuk berobat lebih serius
.
Liza yang khawatir menunggu kedatangan Rio untuk
kembali dan tepat pukul 10 malam ia pun melihat Rio masuk apartemen sambil
menghisap rokonya.
“bruugh..!” suara ranjang yang terhantam tubuh Rio
“lelah sekali hari ini” tutur Rio sambil melepaskan sepatu “gue pengen istirahat” tambahnya yang sejak tadi terlentang di atas ranjang sambil menatap langit-langit kamar
“lelah sekali hari ini” tutur Rio sambil melepaskan sepatu “gue pengen istirahat” tambahnya yang sejak tadi terlentang di atas ranjang sambil menatap langit-langit kamar
Saat Rio menutup mata sambil beristirahat
sementara Liza datang tanpa mengetuk pintu dan berbicara “kamu harus cerita
sama aku” tutur Liza sambil berjalan mendekati Rio yang sedang terlentang
“hey! kalo masuk ketuk pintu!” hentak Rio
“terserah, aku ingin penjelasan kamu tentang buku catatan mu itu karena aku ingin bantu kamu” jawab Liza sambil menatap wajah Rio seiring tangannya menunjuk ke arah buku itu
“hey! kalo masuk ketuk pintu!” hentak Rio
“terserah, aku ingin penjelasan kamu tentang buku catatan mu itu karena aku ingin bantu kamu” jawab Liza sambil menatap wajah Rio seiring tangannya menunjuk ke arah buku itu
Rio cukup kaget karena Liza tahu apa yang sudah
terjadi pada dirinya tapi ia mengatakan dengan tetap tenang “lo ga pantes tau
semuanya” tutur Rio sambil memalingkan wajahnya
“aku sayang banget sama kamu, aku pengen kamu hidup normal” kata Liza dengan lembut sambil duduk di ujung ranjang Rio
Setelah beberapa menit mereka berbicara akhirnya pun
Rio menyadari kasih yang sangat tulus dari Liza. Air mata, rasa cinta dan niat
tulus tercurahkan pada saat itu. Tapi Rio tetap bersih keras untuk tidak
operasi dan meminta Liza untuk tidak memberitahu kepada semua orang tentang hal
itu.
“Liza, tapi gue gak mau operasi.. gue tetep nyaman kayak gini. Penyakit ini terlalu lemah buat gue dan berjanji ya lo gak akan cerita ke semua orang..” kata Rio sambil tersenyum menantap wajah Liza yang terus mengeluarkan air mata
“kenapa? Terus gimana kamu sembuh? Aku pengen kamu sembuh!” tanya Liza dengan tangisannya sambil menggenggam erat tangan Rio
Beberapa menit kemudian Rio merasakan sakit yang
sangat-sangat sakiit, ia berteriak-teriak sambil berguling di atas ranjangnya. Liza
hanyak bisa menangis menatap setiap geraknya yang menunjukan rasa sakit yang
sangat hebat.
“Rioo.. bertahaaan!!” kata Liza dengan keras sambil berusaha memegang tangan Rio
“Ya Tuhan engkaulah yang mah kuasa, hilangkanlah rasa sakit yang di derita oleh orang yang aku cintai itu..” tutur Liza dengan lembut dalam hati sambil menatap Rio dengan tangisan
Lalu tiba-tiba Rio mendekat pada Liza dan membuat
Liza merasa lebih baik karena ia sudah tidak berguling keras
“Liza.. gue rasa sekarang udah saatnya” kata Rio dengan pelan sambil menahan sakit
“saatnyaa? Apaa?” Tanya Liza sambil menangis memegang tangan Rio dengan sangat erat
“bruggh!!” Rio terjatuh ke bawah ranjangnya
“Riooo..” teriak Liza sambil coba membangunkan Rio yang terlihat pingsan
Liza memangku Rio lalu berteriak-teriak menyebut
namanya sambil mencoba membangunkan Rio namun tak lama setelah itu Rio membuka
matanya dan berkata
“gue udah gak kuat.. Liza, inilah alesan gue kenapa gue respon jahat setia niat baik lo.. maafin gue Lizaa” kata Rio dengan penuh kesakitan
“lo pasti kuat!” kamu janji sama aku ya kalau kamu sembuh kita langsung berobat penyakit kamu” kata Liza sambil meyakinkan
Air mata Liza yang berjatuhan ke wajahnya Rio makin
membuat Rio sadar betapa baiknya niat wanita itu. Lalu Rio berbisik dalam
hatinya “Tuhan..maafkan sikap keras ku padanya, jika aku mati berikan
kebahagian untuknya”
“Rio.. ngomooong! Aku pengen tahu bahwa kamu pasti
sembuh!” kata Liza dengan cukup keras sambil mengoyahkan kepalanya Rio “kamu
tuh bener-bener bodooh! Kenapa kamu gak pernah berobat dari sebelumnya! Kenpaaa?!!”
tambahnya makin menangis deras
“iya maafkan aku Liza.. karena aku pikir gak ada yang peduli sama hidup aku untuk apa aku sembuh? Lebih baik aku mati karena suatu akibat akan apa yang telah aku lakukan..dan kamu tahu, aku akan mati dengan tenang karena aku bersyukur kamu hadir untuk mengasihi aku” jawab Rio dengan perkataan yang semakin lemah sebelum akhirnya ia tertidur
“Rioo! Banguun! Bangun! Bangsaaaat!! Bangsaat!! Riooo.. Ya Tuhaaaan” teriak Liza memanggil Rio sambil mengoyahkan tubuh Rio berharap ia akan bangun
Ternyata Rio sudah tak terbangun lagi, ia meninggal
sementara Liza terdiam beberapa menit dan sadar dengan keadaan depresi yang
cukup keras. Liza beranjak bangun lalu menatap beberapa sudut kamar Rio dimana
ia biasa berada disana menghabiskan waktunya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar