Komunikasi
Menurut Onong Uchjana Effendy komunikasi adalah
proses penyampaian pesan
oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat,
atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui
media)
Terdapat dimensi komunikasi, diantaranya adalah
1. Dimensi Komunikasi Sistem Organisasi
- komunikasi internal dibedakan menjadi 2, yaitu Komunikasi Vertikal dan Komunikasi Horizonal
- Komunikasi Eksternal, yang biasanya dilakukan antar organisasi atau kelompok
2. Dimensi Komunikasi Antar Budaya
3. Dimensi Komunikasi Politik
1. Dimensi Komunikasi Sistem Organisasi
- komunikasi internal dibedakan menjadi 2, yaitu Komunikasi Vertikal dan Komunikasi Horizonal
- Komunikasi Eksternal, yang biasanya dilakukan antar organisasi atau kelompok
2. Dimensi Komunikasi Antar Budaya
3. Dimensi Komunikasi Politik
Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Kepemimpinan merupakan bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Teori
Leadership
Salah satu kontribusi yang paling banyak disebut
dari para teoritikus Tipe 2 atau Teori Organisasi Klasik adalah tesis Douglas
McGregor yang menyatakan bahwa ada dua pandangan tentang manusia: yang pertama
dasarnya negatif – Teori X – dan yang lainnya pada dasarnya positif – Teori Y.
Teori X dan Teori Y yang ia ajukan dalam memandang manusia.
Di bawah Teori X ada empat asumsi yang dianut oleh
para manajer:
- Pegawai
tidak menyukai pekerjaannya dan sebisa mungkin akan berupaya menghindarinya.
- Karena pegawai tidak menyukai pekerjaannya, mereka harus diberi sikap keras, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman agar mau melakukan pekerjaan.
- Pegawai akan mengelakkan tanggung jawab dan mencari aturan-aturan organisasi yang membenarkan penghindaran tanggung jawab tersebut.
- Kebanyakan pegawai menempatkan rasa aman di atas faktor lain yang berhubungan dengan pekerjaan dan hanya akan memperlihatkan sedikit ambisi.
- Karena pegawai tidak menyukai pekerjaannya, mereka harus diberi sikap keras, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman agar mau melakukan pekerjaan.
- Pegawai akan mengelakkan tanggung jawab dan mencari aturan-aturan organisasi yang membenarkan penghindaran tanggung jawab tersebut.
- Kebanyakan pegawai menempatkan rasa aman di atas faktor lain yang berhubungan dengan pekerjaan dan hanya akan memperlihatkan sedikit ambisi.
Kebalikan
dari pandangan yang negatif terhadap manusia, McGregor menempatkan empat asumsi
lain yang disebut Teori Y:
- Para
pegawai dapat memandang pekerjaan sebagai sesuatu yang biasa sebagaimana halnya
istirahat dan bermain.
- Manusia
dapat mengendalikan dirinya sendiri jika mereka punya komitmen pada
tujuan-tujuan
- Rata-rata
orang dapat belajar untuk menyetujui, bahkan untuk memikul tanggung jawab.
- Kreativitas
– yaitu kemampuan mencari keputusan yang terbaik – secara luas tersebar di
populasi pekerja dan bukan hanya mereka yang . menduduki fungsi manajerial.
Empat
Sistem – Rensis Likert
- Sistem 1, otoritatif dan eksploitif:
manajer membuat semua keputusan yang berhubungan
dengan kerja dan memerintah para bawahan untuk melaksanakannya. Standar dan
metode pelaksanaan juga secara kaku ditetapkan oleh manajer.
- Sistem 2, otoritatif dan benevolent:
manajer tetap menentukan perintah-perintah, tetapi
memberi bawahan kebebasan untuk memberikan komentar terhadap perintah-perintah
tersebut. berbagai fleksibilitas untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dalam
batas-batas dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan.
- Sistem 3, konsultatif:
manajer menetapkan tujuan-tujuan dan memberikan
perintah-perintah setelah hal-hal itu didiskusikan dahulu dengan bawahan.
Bawahan dapat membuat keputusan – keputusan mereka sendiri tentang cara pelaksanaan
tugas. Penghargaan lebih digunakan untuk memotivasi bawahan daripada ancaman
hukuman.
- Sistem 4, partisipatif:
adalah
sistem yang paling ideal menurut Likert tentang cara bagaimana organisasi
seharusnya berjalan. Tujuan-tujuan ditetapkan dan keputusan-keputusan kerja
dibuat oleh kelompok. Bila manajer secara formal yang membuat keputusan, mereka
melakukan setelah mempertimbangkan saran dan pendapat dari para anggota
kelompok. Untuk memotivasi bawahan, manajer tidak hanya mempergunakan penghargaan-penghargaan
ekonomis tetapi juga mencoba memberikan kepada bawahan perasaan yang dibutuhkan
dan penting.
Tannenbaum dan Schmidt.
1. kekuatan
di manajer (egattitudes, kepercayaan, nilai-nilai)
2. kekuatan di bawahan (egtheir sikap, kepercayaan, nilai dan harapan dari
pemimpin
3. kekuatan dalam situasi (egpreasure dan kendala yang dihasilkan oleh tugas-tugas, iklim organisasi dan lain-lain faktor extrancous).
3. kekuatan dalam situasi (egpreasure dan kendala yang dihasilkan oleh tugas-tugas, iklim organisasi dan lain-lain faktor extrancous).
Tujuh “pola kepemimpinan” yang diidentifikasi oleh
Tannenbaum dan Schmidt. Pola kepemimpinan ditandai dengan angka-angka di bagian
bawah diagram ini mirip dengan gaya kepemimpinan, tetapi definisi dari
masing-masing terkait dengan proses pengambilan keputusan
Kepemimpinan Pola 1: Pemimpin izin bawahan berfungsi
dalam batas-batas yang ditentukan oleh superior.
Kepemimpinan Pola 2: Pemimpin mendefinisikan batas-batas, dan meminta kelompok untuk membuat keputusan.
Kepemimpinan Pola 3: Pemimpin menyajikan masalah, mendapat kelompok menunjukkan, maka pemimpin membuat keputusan.
Kepemimpinan Pola 4: Pemimpin tentatif menyajikan keputusan untuk kelompok. Keputusan dapat berubah oleh kelompok.
Kepemimpinan Pola 5: Pemimpin menyajikan ide-ide dan mengundang pertanyaan.
Kepemimpinan Pola 6: Para pemimpin membuat keputusan kemudian meyakinkan kelompok bahwa keputusan yang benar.
Kepemimpinan Pola 7: Para pemimpin membuat keputusan dan mengumumkan ke grup.
Kepemimpinan Pola 2: Pemimpin mendefinisikan batas-batas, dan meminta kelompok untuk membuat keputusan.
Kepemimpinan Pola 3: Pemimpin menyajikan masalah, mendapat kelompok menunjukkan, maka pemimpin membuat keputusan.
Kepemimpinan Pola 4: Pemimpin tentatif menyajikan keputusan untuk kelompok. Keputusan dapat berubah oleh kelompok.
Kepemimpinan Pola 5: Pemimpin menyajikan ide-ide dan mengundang pertanyaan.
Kepemimpinan Pola 6: Para pemimpin membuat keputusan kemudian meyakinkan kelompok bahwa keputusan yang benar.
Kepemimpinan Pola 7: Para pemimpin membuat keputusan dan mengumumkan ke grup.
Fiedler
Contingency model
Model ini
menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang paling efektif tergantung pada situasi
yang dihadapi dan perubahan gaya bukan merupakan suatu hal yang sulit.
Fiedler
memperkenalkan tiga variabel yaitu:
a. task structure : keadaan tugas yang dihadapi apakah structured task atau
unstructured task
b. leader-member relationship : hubungan antara pimpinan dengan bawahan, apakah kuat (saling percaya, saling menghargai) atau lemah.
c. Position power : ukuran aktual seorang pemimpin, ada beberapa power yaitu:
- legitimate power : adanya kekuatan legal pemimpin
- reward power : kekuatan yang berasal imbalan yang diberikan pimpinan
- coercive power : kekuatan pemimpin dalam memberikan ancaman
- expert power : kekuatan yang muncul karena keahlian pemimpinnya
- referent power : kekuatan yang muncul karena bawahan menyukai pemimpinnya
- information power : pemimpin mempunyai informasi yang lebih dari bawahannya.
b. leader-member relationship : hubungan antara pimpinan dengan bawahan, apakah kuat (saling percaya, saling menghargai) atau lemah.
c. Position power : ukuran aktual seorang pemimpin, ada beberapa power yaitu:
- legitimate power : adanya kekuatan legal pemimpin
- reward power : kekuatan yang berasal imbalan yang diberikan pimpinan
- coercive power : kekuatan pemimpin dalam memberikan ancaman
- expert power : kekuatan yang muncul karena keahlian pemimpinnya
- referent power : kekuatan yang muncul karena bawahan menyukai pemimpinnya
- information power : pemimpin mempunyai informasi yang lebih dari bawahannya.
Motivasi
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas,
arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah
intensitas, arah, dan ketekunan.
Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow,
teori X dan Y Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi
adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang
individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang
tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya
dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang.
Maslow
menggunakan piramida sebagai peraga untuk memvisualisasi gagasannya mengenai
teori hirarki kebutuhan. Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan
atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai
yang paling tinggi (aktualisasi diri). Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah
sebagai berikut :
- Kebutuhan fisiologis atau
dasar
- Kebutuhan akan rasa aman
- Kebutuhan untuk dicintai
dan disayangi
- Kebutuhan untuk dihargai
- Kebutuhan untuk
aktualisasi diri
Pengerian
Teori Drive
Teori ”drive” bisa diuraikan sebagai teori-teori
dorongan tentang motivasi, perilaku didorong ke arah tujuan oleh
keadaan-keadaan yang mendorong dalam diri seseorang atau binatang.
teori-teori drive mengatakan hal-hal berikut :
ketika suatu keadaan dorongan internal muncul, individu di dorong untuk
mengaturnya dalam perilaku yang akan mengarah ke tujuan yang mengurangi
intensitas keadaan yang mendorong. Pada manusia dapat mencapai tujuan yang
memadai yang mengurangi keadaan dorongan apabila dapat menyenangkan dan
memuaskan. Jadi motivasi dapat dikatakan terdiri dari:
- Suatu keadaan yang mendorong
- Perilaku yang mengarah ke tujuan yang diilhami
oleh keadaan terdorong
- Pencapaian
tujuan yang memadai
- Pengurangan
dan kepusaan subjektif dan kelegaan ke tingkat tujuan yang tercapai
Teori
Harapan
Teori ini diciptakan oleh David Nadler dan Edward
Lawler yang didasarkan pada empat asumsi mengenai perilaku dalam organisasi,
yaitu:
-
Perilaku ditentukan oleh kombinasi
antara faktor faktor yang terdapat dalam diri orang dan faktor-faktor yang
terdapat di lingkungan.
-
Perilaku orang dalam organisasi
merupakan tindakan sadar dari seseorang, dengan kata lain perilaku seseorang
adalah hasi dari sebuah keputusan yang sudah diperhitungkanoleh orang tersebut.
-
Orang mempunyai kebutuhan, keinginan dan
tujuan yang berbeda.
-
Orang memilih satu dari beberapa
alternatif perilaku berdasarkan besarnya harapan memperoleh hasil dari sebuah
perilaku.
Teori
Tujuan
Salah satu tujuan yang ingin dicapai seseorang yaitu
berprestasi. Untuk mencapai suatu prestasi maka seseorang harus mencapai tujuan
sesuai Visi dan Misi yang sudah ditentukan sebelumnya. Berprestasi adalah
idaman setiap individu, baik itu prestasi dalam bidang pekerjaan, pendidikan,
sosial, seni, politik, budaya dan lain-lain. Dengan adanya prestasi yang pernah
diraih oleh seseorang akan menumbuhkan suatu semangat baru untuk menjalani
aktifitas.
Pengendalian adalah salah satu fungsi manajerial
seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan. Pengendalian merupakan
adalah fungsi penting karena membantu untuk memeriksa kesalahan dan mengambil
tindakan korektif sehingga penyimpangan dari standar diminimalkan dan
menyatakan tujuan organisasi dicapai dengan cara yang diinginkan
Pengendalian adalah suatu usaha terdiri dari melihat
segala sesuatu yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah diambil,
perintah yang telah diberikan, dan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Objek
adalah untuk menunjukkan kesalahan agar mereka dapat diperbaiki dan dicegah
berulang.
Langkah-Langkah
dalam Proses Pengendalian
Mockler (1984) membagi pengendalian dalam 4 langkah
yaitu :
- Menetapkan standar dan Metode Mengukur Prestasi
Kerjab.
- Melakukan Pengukuran Prestasi Kerjac.
- Menetapkan Apakah Prestasi Kerja Sesuai dengan Standard.
- Mengambil Tindakan Korektif
- Melakukan Pengukuran Prestasi Kerjac.
- Menetapkan Apakah Prestasi Kerja Sesuai dengan Standard.
- Mengambil Tindakan Korektif
TIPE
PENGENDALIAN MANAJEMEN dapat dikategorikan menjadi tiga
kelompok, yaitu:
a. Pengendalian preventif (prefentive control).
a. Pengendalian preventif (prefentive control).
b.
Pengendalian operasional (Operational control)
c.
Pengendalian kinerja.
Proses Pengendalian Menejemen terdiri dari:
- Pemrograman (Programming)
- Penganggaran (Budgeting)
- Operasi dan Akuntansi (Operation and Accounting)
- Laporan dan Analisis (Reporting and Analysis)
- Pemrograman (Programming)
- Penganggaran (Budgeting)
- Operasi dan Akuntansi (Operation and Accounting)
- Laporan dan Analisis (Reporting and Analysis)
M. Rizky Kurniawan
14511208