Pengertian
Motivasi
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas,
arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah
intensitas, arah, dan ketekunan.
Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow,
teori X dan Y Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi
adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang
individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang
tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya
dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang.
Teori
Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H.
Maslow pada intinya berkisar pada pendapat mengenai konsep motivasi manusia dan
mempunyai lima hierarki kebutuhan, yaitu :
Maslow menggunakan piramida sebagai peraga untuk
memvisualisasi gagasannya mengenai teori hirarki kebutuhan. Menurut Maslow,
manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang
paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi
(aktualisasi diri). Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :
- Kebutuhan fisiologis atau dasar
- Kebutuhan akan rasa aman
- Kebutuhan untuk dicintai dan
disayangi
- Kebutuhan untuk dihargai
- Kebutuhan untuk aktualisasi diri
Maslow menyebut
empat kebutuhan mulai dari kebutuhan fisiologis sampai kebutuhan harga diri
dengan sebutan homeostatis.mudian berhenti dengan sendirinya.
Maslow
memperluas cakupan prinsip homeostatik ini kepada kebutuhan-kebutuhan tadi,
seperti rasa aman, cinta dan harga diri yang biasanya tidak kita kaitkan dengan
prinsip tersebut. Maslow menganggap kebutuhan-kebutuhan defisit tadi sebagai
kebutuhan untuk bertahan Cinta dan kasih sayang pun sebenarnya memperjelas
kebutuhan ini sudah ada sejak lahir persis sama dengan insting.
Kebutuhan
Fisiologis
Pada tingkat
yang paling bawah, terdapat kebutuhan yang bersifat fisiologik (kebutuhan akan
udara, makanan, minuman dan sebagainya) yang ditandai oleh kekurangan (defisi)
sesuatu dalam tubuh orang yang bersangkutan. Kebutuhan ini dinamakan juga
kebutuhan dasar (basic needs) yang jika tidak dipenuhi dalam keadaan yang
sangat estrim (misalnya kelaparan) bisa manusia yang bersangkutan kehilangan
kendali atas perilakunya sendiri karena seluruh kapasitas manusia tersebut
dikerahkan dan dipusatkan hanya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya itu. Sebaliknya, jika kebutuhan dasar ini relatif
sudah tercukupi, muncullah kebutuhan yang lebih tinggi yaitu kebutuhan akan
rasa aman (safety needs).
Kebutuhan Rasa
Aman
Jenis kebutuhan
yang kedua ini berhubungan dengan jaminan keamanan, stabilitas, perlindungan,
struktur, keteraturan, situasi yang bisa diperkirakan, bebas dari rasa takut
dan cemas dan sebagainya. Karena adanya
kebutuhan inilah maka manusia membuat peraturan, undang-undang, mengembangkan
kepercayaan, membuat sistem, asuransi, pensiun dan sebagainya. Sama halnya dengan basic needs, kalau safety
needs ini terlalu lama dan terlalu banyak tidak terpenuhi, maka pandangan
seseorang tentang dunianya bisa terpengaruh dan pada gilirannya pun perilakunya
akan cenderung ke arah yang makin negatif
Kebutuhan
Dicintai dan Disayangi
telah kebutuhan
dasar dan rasa aman relatif dipenuhi, maka timbul kebutuhan untuk dimiliki dan
dicintai. Setiap orang ingin mempunyai hubungan yang hangat dan akrab, bahkan
mesra dengan orang lain. Ia ingin
mencintai dan dicintai. Setiap orang ingin setia kawan dan butuh
kesetiakawanan. Setiap orang pun ingin
mempunyai kelompoknya sendiri, ingin punya "akar" dalam masyarakat. Setiap
orang butuh menjadi bagian dalam sebuah keluarga, sebuah kampung, suatu marga,
dll. Setiap orang yang tidak mempunyai keluarga akan merasa sebatang kara,
sedangkan orang yang tidak sekolah dan tidak bekerja merasa dirinya
pengangguran yang tidak berharga.
Kondisi seperti ini akan menurunkan harga diri orang yang bersangkutan.
Kebutuhan Harga
Diri
Di sisi lain,
jika kebutuhan tingkat tiga relatif sudah terpenuhi, maka timbul kebutuhan akan
harga diri (esteem needs). Ada dua macam kebutuhan akan harga diri. Pertama,
adalah kebutuhan-kebutuhan akan kekuatan, penguasaan, kompetensi, percaya diri
dan kemandirian. Sedangkan yang kedua adalah kebutuhan akan penghargaan dari
orang lain, status, ketenaran, dominasi, kebanggaan, dianggap penting dan
apresiasi dari orang lain. Orang-orang yang terpenuhi kebutuhannya akan harga
diri akan tampil sebagai orang yang percaya diri, tidak tergantung pada orang
lain dan selalu siap untuk berkembang terus untuk selanjutnya meraih kebutuhan
yang tertinggi yaitu aktualisasi diri (self actualization).
Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang terdapat 17
meta kebutuhan yang tidak tersusun secara hirarki, melainkan saling mengisi.]
Jika berbagai meta kebutuhan tidak terpenuhi maka akan terjadi meta patologi
seperti apatisme, kebosanan, putus asa, tidak punya rasa humor lagi,
keterasingan, mementingkan diri sendiri, kehilangan selera dan sebagainya.
Pengerian
Teori Drive
Teori ”drive” bisa diuraikan sebagai teori-teori
dorongan tentang motivasi, perilaku didorong ke arah tujuan oleh
keadaan-keadaan yang mendorong dalam diri seseorang atau binatang. Contohnya.,
Freud ( 1940-1949 ) berdasarkan ide-idenya tentang kepribadian pada bawaan,
dalam kelahiran, dorongan seksual dan agresif, atau drive (teorinya akan
diterangkan secara lebih detail dalam bab kepribadian). Secara umum ,
teori-teori drive mengatakan hal-hal berikut : ketika suatu keadaan dorongan
internal muncul, individu di dorong untuk mengaturnya dalam perilaku yang akan
mengarah ke tujuan yang mengurangi intensitas keadaan yang mendorong. Pada
manusia dapat mencapai tujuan yang memadai yang mengurangi keadaan dorongan
apabila dapat menyenangkan dan memuaskan. Jadi motivasi dapat dikatakan terdiri
dari:
- Suatu keadaan yang mendorong
- Perilaku yang mengarah ke tujuan yang diilhami oleh keadaan terdorong
- Pencapaian tujuan yang memadai
- Pengurangan dan kepusaan subjektif dan kelegaan ke tingkat tujuan yang tercapai
- Perilaku yang mengarah ke tujuan yang diilhami oleh keadaan terdorong
- Pencapaian tujuan yang memadai
- Pengurangan dan kepusaan subjektif dan kelegaan ke tingkat tujuan yang tercapai
Setelah keadaan itu, keadaan terdorong akan muncul
lagi untuk mendorong perilaku ke arah tujuan yang sesuai. Pengulangan kejadian
yang baru saja diuraikan seringkali disebut lingkaran korelasi.
Teori-teori Drive berbeda dalam sumber dari keadaan terdorong yang memaksa manusia atau binatang bertindak. Beberapa teori termasuk teori Freud, dipahami oleh keadaan terdorong sejak belum lahir, atau instingtif. Tentang perilaku binatang, khususnya ahli ethologi telah mengusulkan suatu penjelasan suatu mekanisme dorongan sejak kelahiran (tinbergen, lorenz, dan leyhausen dalam morgan, dkk. 1986). Teori-teori drive yang lain telah mengembangkan peran belajar dalamkeaslian keadaan terdorong. Contohnya, dorongan yang di pelajari (learned drives), seperti mereka sebut, keaslian dalam latihan seseorang atau binatang atau pengalaman masa lalu dan yang berbeda dari satu individu ke individu yang lain. Karena penggunaan minuman keras sebelumnya, ketagihan heroin, contohnya mengembangkan suatu dorongan untuk mendapatkan hal tersebut, dan karena itu mendorong ke arah itu. Dan dalam realisasi motif sosial, orang telah belajar dorongan untuk kekuasaan, agresi atau prestasi. Keadaan terdorong yang dipelajari menjadi ciri abadi dari orag tertentu dan mendorong orang itu ke arah tujuan yang memadai, orang lain mungkin belajar motif sosial yang lain dan didorong ke arah tujuan yang berbeda.
Teori-teori Drive berbeda dalam sumber dari keadaan terdorong yang memaksa manusia atau binatang bertindak. Beberapa teori termasuk teori Freud, dipahami oleh keadaan terdorong sejak belum lahir, atau instingtif. Tentang perilaku binatang, khususnya ahli ethologi telah mengusulkan suatu penjelasan suatu mekanisme dorongan sejak kelahiran (tinbergen, lorenz, dan leyhausen dalam morgan, dkk. 1986). Teori-teori drive yang lain telah mengembangkan peran belajar dalamkeaslian keadaan terdorong. Contohnya, dorongan yang di pelajari (learned drives), seperti mereka sebut, keaslian dalam latihan seseorang atau binatang atau pengalaman masa lalu dan yang berbeda dari satu individu ke individu yang lain. Karena penggunaan minuman keras sebelumnya, ketagihan heroin, contohnya mengembangkan suatu dorongan untuk mendapatkan hal tersebut, dan karena itu mendorong ke arah itu. Dan dalam realisasi motif sosial, orang telah belajar dorongan untuk kekuasaan, agresi atau prestasi. Keadaan terdorong yang dipelajari menjadi ciri abadi dari orag tertentu dan mendorong orang itu ke arah tujuan yang memadai, orang lain mungkin belajar motif sosial yang lain dan didorong ke arah tujuan yang berbeda.
Pengertian
Teori Reinforcement
Teori ini mempunyai dua aturan pokok : aturan pokok
yang berhubungan dengan perolehan jawaban –jawaban yang benar dan aturan pokok
lain yang berhubungan dengan penghilangan jawaban-jawaban yang salah.
Pengukuran dapat terjadi positif (pemberian ganjaran untuk satu jawaban yang
didinginkan ) atau negatif ( menghilangkan satu rangsang aversif jika jawaban
yang didinginkan telah diberikan ), tetapi organisme harus membuat antara aksi
atau tindakannya dengan sebab akibat.
Siegel dan Lane (1982), mengutip Jablonke dan De Vries tentang bagaimana manajemen dapat meningkatakan motivasi tenaga kerja., yaitu dengan:
Siegel dan Lane (1982), mengutip Jablonke dan De Vries tentang bagaimana manajemen dapat meningkatakan motivasi tenaga kerja., yaitu dengan:
1 Menentukan apa jawaban yang diinginkan
2. Mengkomunikasikan dengan jelas perilaku ini kepada tenaga kerja.
3. Mengkomunikasikan dengan jelas ganjaran apa yang akan diterima. Tenaga kerja jika jawaban yang benar terjadi
4. Memberikan ganjaran hanya jika jika jawaban yang benar dilaksanakan.
5. Memberikan ganjaran kepada jawaban yang diinginkan, yang terdekat dengan kejadiannya
Teori
Harapan
Teori ini diciptakan oleh David Nadler dan Edward
Lawler yang didasarkan pada empat asumsi mengenai perilaku dalam organisasi,
yaitu:
·
Perilaku ditentukan oleh kombinasi antara faktor
faktor yang terdapat dalam diri orang dan faktor-faktor yang terdapat di
lingkungan.
·
Perilaku orang dalam organisasi merupakan
tindakan sadar dari seseorang, dengan kata lain perilaku seseorang adalah hasi
dari sebuah keputusan yang sudah diperhitungkanoleh orang tersebut.
·
Orang mempunyai kebutuhan, keinginan
dan tujuan yang berbeda.
·
Orang
memilih satu dari beberapa alternatif perilaku berdasarkan besarnya harapan
memperoleh hasil dari sebuah perilaku.
Atas
dasar asumsi tersebut, Nadler dan Lawler menyusun model harapan yang terdiri
dari 3 komponen, yaitu :
Nilai (Valence)
Setiap bentuk insentif punya nilai positif atau negatif bagi seseorang. Juga apakah nilai itu besar atau kecil bagi seseorang.
Contoh : Seorang karyawan mendapatkan suatu penghargaan dari perusahaan dengan diberikan plakat, karena bakti kepada perusahaan selama sekian tahun. Tetapi, dampak negatifnya dapat membuat kecemburuan sosial terhadap karyawan lain. plakat hanya berupa sebuah pajangan yang mempunyai nilai kecil hanya untuk kepuasaan pribadi tidak bias dikomersilkan.
Instrumentalis
Adanya hubungan antara pekerjaan yang harus dilakukan dengan harapan yang dimiliki. Jadi jika pekerjaan dilihat bisa merupakan alat untuk mendapatkan apa yang diharapkan timbullah motivasi kerja.
Contoh : seseorang mengikuti sebuah lembaga multi level marketing (MLM) dengan mengharapkan keuntungan yang berlimpah, karena bila mengandalkan insentif dari perusahaan tidak cukup memadai sebab bisnis MLM ini cukup menjanjikan.
Pengharapan
Persepsi tentang besarnya kemungkinan keberhasilan mencapai tujuan/hasil kerja.
Contoh: seorang karyawan mendapatkan insentif lebih bila melakukan kerja lembur.
Setiap bentuk insentif punya nilai positif atau negatif bagi seseorang. Juga apakah nilai itu besar atau kecil bagi seseorang.
Contoh : Seorang karyawan mendapatkan suatu penghargaan dari perusahaan dengan diberikan plakat, karena bakti kepada perusahaan selama sekian tahun. Tetapi, dampak negatifnya dapat membuat kecemburuan sosial terhadap karyawan lain. plakat hanya berupa sebuah pajangan yang mempunyai nilai kecil hanya untuk kepuasaan pribadi tidak bias dikomersilkan.
Instrumentalis
Adanya hubungan antara pekerjaan yang harus dilakukan dengan harapan yang dimiliki. Jadi jika pekerjaan dilihat bisa merupakan alat untuk mendapatkan apa yang diharapkan timbullah motivasi kerja.
Contoh : seseorang mengikuti sebuah lembaga multi level marketing (MLM) dengan mengharapkan keuntungan yang berlimpah, karena bila mengandalkan insentif dari perusahaan tidak cukup memadai sebab bisnis MLM ini cukup menjanjikan.
Pengharapan
Persepsi tentang besarnya kemungkinan keberhasilan mencapai tujuan/hasil kerja.
Contoh: seorang karyawan mendapatkan insentif lebih bila melakukan kerja lembur.
Harapan kinerja-hasil. Orang mengharapkan
sesuatu dari perilakunya. Harapan ini Hasil dari sebuah perilaku mempunyai
kekuatan untuk menggerakkan motivasi. Dampak daya motivasi untuk setiap
orang tidak sama. Harapan upaya-kinerja. Antisipasi tentang sulitnya mencapai
suatu hasil mempengaruhi orang untuk memilih alternatif perilaku.
Teori Harapan menurut Victor Vroom, teori ini beragumen bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu dan pada daya tarik dari keluaran tersebut bagi individu tersebut. Teori pengharapan mengatakan seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan menghantar kesuatu penilaian kinerja yang baik, suatu penilaian yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasional, seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi dan ganjaran itu akan memuaskan
Teori Harapan menurut Victor Vroom, teori ini beragumen bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu dan pada daya tarik dari keluaran tersebut bagi individu tersebut. Teori pengharapan mengatakan seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan menghantar kesuatu penilaian kinerja yang baik, suatu penilaian yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasional, seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi dan ganjaran itu akan memuaskan
Teori Tujuan
Salah satu tujuan yang ingin dicapai seseorang yaitu berprestasi. Untuk mencapai suatu prestasi maka seseorang harus mencapai tujuan sesuai Visi dan Misi yang sudah ditentukan sebelumnya. Berprestasi adalah idaman setiap individu, baik itu prestasi dalam bidang pekerjaan, pendidikan, sosial, seni, politik, budaya dan lain-lain. Dengan adanya prestasi yang pernah diraih oleh seseorang akan menumbuhkan suatu semangat baru untuk menjalani aktifitas.
Salah satu tujuan yang ingin dicapai seseorang yaitu berprestasi. Untuk mencapai suatu prestasi maka seseorang harus mencapai tujuan sesuai Visi dan Misi yang sudah ditentukan sebelumnya. Berprestasi adalah idaman setiap individu, baik itu prestasi dalam bidang pekerjaan, pendidikan, sosial, seni, politik, budaya dan lain-lain. Dengan adanya prestasi yang pernah diraih oleh seseorang akan menumbuhkan suatu semangat baru untuk menjalani aktifitas.
Contoh
teori-teori dalam dunia industry
-
Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow
Contoh teori hirarki kebutuhan
Maslow di dunia organisasi adalah seorang pekerja atau karyawan disebuah
perusahaan. Tujuannya bekerja adalah untuk menghasilkan uang, untuk memenuhi
kebutuhan fisiologisnya yaitu berupa pangan dan sandang. Lalu usaha seorang
karyawan yang selalu ingin mempertahankan keselamatan jabatannya merupakan
kebutuhan rasa aman. Disamping itu, seorang pekerja juga butuh cinta dan
hubungan sosial, perilaku mencintai keluarga dan menjalin hubungan sosial
dengan kepala perusahaan atau karyawan yang lainnya adalah wujud dari kebutuhan
cinta dan kasih sayang. Selanjutnya adalah sebuah keinginan akan mendapatkan
kehormatan dimata atasannya termasuk dalam bentuk kebutuhan akan prestasi. Dan
ketika sudah mendapatkan prestasi, seorang karyawan pun akan bertekad untuk
mempertahankan kualitas kerja agar lebih diakui, keinginan tersebut adalah
bentuk dari kebutuhan aktualisasi diri.
-
Teori Drive Reinforcement
Salah satu contoh teori ini
adalah seorang manager yang berkeinginan untuk memajukan perussahaan ke tingkat
yang lebih baik, dengan modal dan karyawan yang memadai hal itu menjadi sebuah
dorongan yang cukup kuat untuk manager tersebut untuk mencapai tujuannya. Dan
sebagai reinfrocment-nya, si manager meminta dan mengkomunikasikan cara bekerja
yang sesuai dengan tujuannya tersebut, dan untuk mengoptimalkan kualitas
bekerja karyawannya ia memberi sebuah ganjaran/reward kepada karyawan yang
melakukan pekerjaan dengan sangat baik.
-
Teori Harapan
Orang-orang menempatkan
pengharapan pada dirinya atas setiap perilakunya, begitu juga pada lingkungan
organisasi. Contohnya ketika seorang karyawan disebuah perusahaan yang dirinya
diminta untuk lembur beberapa hari, tentunya karyawan itu menyimpan sebuah
harapan dalam dirinya, entah harapan akan mendapatkan gaji/reward yang lebih
banyak lagi atau harapan yang lainnya.
-
Teori tujuan
Seperti pada definisi diatas,
teori tujuan disini lebih kepada bagaimana seseorang mendapatkan prestasi,
prestasi dikatan sebagai tujuan. Contohnya, seorang pengusaha yang pernah
mengalami kebangkrutan namun ia tetap menjalani usahanya dengan modal seadanya
meski tidak sebaik sebelumnya. Keadaan seperti itu tentunya menjatuhkan
kepercayaan diri pada seorang pengusaha. Namun pada suatu hari, pengusaha dan
perusahaanya tersebut mendapatkan penghargaan dari sebuah majalah karena mampu
bertahan atas cobaan. Prestasi yang diberikan oleh majalah tersebut menumbuhkan
sifat percaya diri pada pengusaha tersebut. Ia akan lebih merasa dihargai dan
tentunya hal itu akan membuatnya lebih percaya diri untuk mengembangkan
bisnis-bisnisnya. Karena sebuah prestasi akan menumbuhkan semangat seseorang
untuk mendekati sebuah tujuan.
Artikel
Motivasi
Berikut ini adalah kisah nyata dari Bapak Trimo, Tangerang Banten.
Meskipun penampilannya sederhana dengan tubuh kurus dan rambut pendek, namun
dibalik itu ada asa yang tinggi yaitu untuk membahagiakan istri dan keluarga.
Beliau sehari-hari, bekerja menjadi pengangkut sampah yang bertugas mengambil
sampah dari rumah ke rumah. Dari pekerjaannya sebagai tukang sampah, mungkin
menurut kita rasanya tidak mungkin jika dia mampu membiayai istrinya naik haji.
Tetapi Allah menaburkan rejeki bukan pada jenis pekerjaannya, melainkan pada kehendak-Nya sendiri serta pada akhtiar yang dilakukan oleh manusia. Lebih jelasnya, kita ikuti penuturan Trimo di bawah ini.
Saya menikah dengan Jumroh, istri saya, pada tahun 1988. Harapan saya sewaktu berumah tangga tidaklah muluk-muluk. Saya pengen bahagia, bisa menyenangkan istri, keluarga dan orang tua. Pada tahun 1999 kami pindah ke daerah Cirendeu, Tangerang, Banten. Di sana, kami ngontrak sebuah tanah yang kemudian di atasnya kami bangun rumah papan.
Sejak di Cirendeu saya mulai bekerja menjadi pengumpul sampah. Kebetulan ada sekitar 30 rumah yang saya bersihkan bak sampahnya setiap hari. Sebagai tukang sampah, memang berat menjalani pekerjaan itu. Setiap hari bergulat dengan bau. Apalagi kalau sudah datang musim hujan. Sampah-sampah itu terasa berat sekali karena bercampur dengan air. Belum lagi baunya yang tambah menyengat. Bahkan tidak jarang saya merasa mudah capek kalau harus mengangkut sampah di musim hujan.
Awalnya sempat saya berpikir kenapa saya harus bekerja seperti ini. Tetapi setelah saya pikir ulang lagi saya akhirnya sadar bahwa tidak ada pekerjaan lain yang bisa saya lakukan. Saya tidak memiliki keahlian apa-apa lagi. Maka apa pun keadaannya, saya terima saja pekerjaan itu dengan tabah.
Sempat juga saya merasa malu dengan pekerjaan saya itu. Bagaimana tidak merasa malu kalau setiap hari saya harus berpakaian kumal, bau, berkeringat dan seperti terhina saja. Pagi-pagi harus menarik gerobak sementara orang lain malah bersantai. Saya merasa benar-benar tak berdaya ketika sampah yang harus saya angkut ternyata ada bangkainya, entah bangkai tikus, kucing atau binatang lainnya.
Tetapi saya berjanji untuk tidak menyerah dan mengeluh. Dengan dasar kemauan yang kuat, niat ibadah serta demi anak istri agar mereka tidak kelaparan, akhirnya saya bisa bertahan dengan pekerjaan itu. Saya sadar bahwa sebenarnya tidak ada pekerjaan yang enak. Karena itulah saya berusaha untuk tidak mengeluh dan menyerah.
Hal yang paling membahagiakan saya adalah ketika saya berhasil memberangkatkan istri saya naik haji. Saya tidak menduga bahwa dengan bekerja menjadi tukang pengangkut sampah akhirnya saya mampu memberangkatkan istri naik haji. Ini semua berkat karunia Allah kepada saya. Atas karunia itu, tidak hanya saya, para tetanggapun banyak yang tidak menyangka. Ada yang bertanya apa rahasia saya sehingga mampu membiayai ongkos naik haji istri.
Seingat saya tidak ada rahasia lain kecuali bekerja keras, berdoa dan mungkin juga karena shalat dhuha yang selama ini saya jaga betul. Saya biasa bekerja pagi-pagi. Jam dua siang sudah selesai. Sehabis maghrib, biasanya ada saja orang yang memanggil saya untuk minta dipijit. Jadi, selain bekerja mengangkut sampah, saya juga bekerja memijit orang. Dalam satu bulan, penghasilan saya bisa dibilang besar. Sekitar 800 ribu. Uang itu selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, biaya anak sekolah dan selebihnya ditabung.
Setelah satu tahun, istri saya bilang kalau dia sudah mengumpulkan uang untuk ongkos naik haji. Tapi belum cukup. Saat itu istri saya bilang kalau saat itu uang yang terkumpul sudah sebesar dua puluh jutaan. Saya sendiri kaget, dari mana uang itu. Tapi istri saya memang hemat orangnya. Sejak dia mengutarakan keinginannya naik haji, dia rajin sekali menabung. Uang yang saya berikan tidak semuanya dipergunakan untuk belanja, melainkan disisihkan untuk ditabung.
Saat istri saya mengatakan kalau dia sudah punya tabungan sekitar dua puluh jutaan, saya benar-benar berniat untuk giat bekerja dan berdoa. Shalat dhuha saya semakin dijaga dan memohon kepada Allah agar cita-cita istri saya terkabul. Ternyata Allah benar-benar mengabulkan doa saya. Sejak saya menjaga betul shalat dhuha saya dan giat bekerja, rizki saya benar-benar dimudahkan. Hampir tiap malam ada saja orang yang membutuhkan jasa saya untuk dipijit. Dan akhirnya, satu tahun kemudian uang untuk naik haji sudah terkumpul dan cukup. Bahkan saya masih sempat menyisihkan harta itu untuk dizakati. Alhamdulillah.
Itulah pengalaman saya yang paling berkesan. Allah memang tidak memandang pekerjaan seseorang. Jika orang rajin beribadah dan bekerja, insya Allah semuanya akan dimudahkan
Tetapi Allah menaburkan rejeki bukan pada jenis pekerjaannya, melainkan pada kehendak-Nya sendiri serta pada akhtiar yang dilakukan oleh manusia. Lebih jelasnya, kita ikuti penuturan Trimo di bawah ini.
Saya menikah dengan Jumroh, istri saya, pada tahun 1988. Harapan saya sewaktu berumah tangga tidaklah muluk-muluk. Saya pengen bahagia, bisa menyenangkan istri, keluarga dan orang tua. Pada tahun 1999 kami pindah ke daerah Cirendeu, Tangerang, Banten. Di sana, kami ngontrak sebuah tanah yang kemudian di atasnya kami bangun rumah papan.
Sejak di Cirendeu saya mulai bekerja menjadi pengumpul sampah. Kebetulan ada sekitar 30 rumah yang saya bersihkan bak sampahnya setiap hari. Sebagai tukang sampah, memang berat menjalani pekerjaan itu. Setiap hari bergulat dengan bau. Apalagi kalau sudah datang musim hujan. Sampah-sampah itu terasa berat sekali karena bercampur dengan air. Belum lagi baunya yang tambah menyengat. Bahkan tidak jarang saya merasa mudah capek kalau harus mengangkut sampah di musim hujan.
Awalnya sempat saya berpikir kenapa saya harus bekerja seperti ini. Tetapi setelah saya pikir ulang lagi saya akhirnya sadar bahwa tidak ada pekerjaan lain yang bisa saya lakukan. Saya tidak memiliki keahlian apa-apa lagi. Maka apa pun keadaannya, saya terima saja pekerjaan itu dengan tabah.
Sempat juga saya merasa malu dengan pekerjaan saya itu. Bagaimana tidak merasa malu kalau setiap hari saya harus berpakaian kumal, bau, berkeringat dan seperti terhina saja. Pagi-pagi harus menarik gerobak sementara orang lain malah bersantai. Saya merasa benar-benar tak berdaya ketika sampah yang harus saya angkut ternyata ada bangkainya, entah bangkai tikus, kucing atau binatang lainnya.
Tetapi saya berjanji untuk tidak menyerah dan mengeluh. Dengan dasar kemauan yang kuat, niat ibadah serta demi anak istri agar mereka tidak kelaparan, akhirnya saya bisa bertahan dengan pekerjaan itu. Saya sadar bahwa sebenarnya tidak ada pekerjaan yang enak. Karena itulah saya berusaha untuk tidak mengeluh dan menyerah.
Hal yang paling membahagiakan saya adalah ketika saya berhasil memberangkatkan istri saya naik haji. Saya tidak menduga bahwa dengan bekerja menjadi tukang pengangkut sampah akhirnya saya mampu memberangkatkan istri naik haji. Ini semua berkat karunia Allah kepada saya. Atas karunia itu, tidak hanya saya, para tetanggapun banyak yang tidak menyangka. Ada yang bertanya apa rahasia saya sehingga mampu membiayai ongkos naik haji istri.
Seingat saya tidak ada rahasia lain kecuali bekerja keras, berdoa dan mungkin juga karena shalat dhuha yang selama ini saya jaga betul. Saya biasa bekerja pagi-pagi. Jam dua siang sudah selesai. Sehabis maghrib, biasanya ada saja orang yang memanggil saya untuk minta dipijit. Jadi, selain bekerja mengangkut sampah, saya juga bekerja memijit orang. Dalam satu bulan, penghasilan saya bisa dibilang besar. Sekitar 800 ribu. Uang itu selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, biaya anak sekolah dan selebihnya ditabung.
Setelah satu tahun, istri saya bilang kalau dia sudah mengumpulkan uang untuk ongkos naik haji. Tapi belum cukup. Saat itu istri saya bilang kalau saat itu uang yang terkumpul sudah sebesar dua puluh jutaan. Saya sendiri kaget, dari mana uang itu. Tapi istri saya memang hemat orangnya. Sejak dia mengutarakan keinginannya naik haji, dia rajin sekali menabung. Uang yang saya berikan tidak semuanya dipergunakan untuk belanja, melainkan disisihkan untuk ditabung.
Saat istri saya mengatakan kalau dia sudah punya tabungan sekitar dua puluh jutaan, saya benar-benar berniat untuk giat bekerja dan berdoa. Shalat dhuha saya semakin dijaga dan memohon kepada Allah agar cita-cita istri saya terkabul. Ternyata Allah benar-benar mengabulkan doa saya. Sejak saya menjaga betul shalat dhuha saya dan giat bekerja, rizki saya benar-benar dimudahkan. Hampir tiap malam ada saja orang yang membutuhkan jasa saya untuk dipijit. Dan akhirnya, satu tahun kemudian uang untuk naik haji sudah terkumpul dan cukup. Bahkan saya masih sempat menyisihkan harta itu untuk dizakati. Alhamdulillah.
Itulah pengalaman saya yang paling berkesan. Allah memang tidak memandang pekerjaan seseorang. Jika orang rajin beribadah dan bekerja, insya Allah semuanya akan dimudahkan
Sahabat,
untuk mencapai suatu keinginan, selain giat bekerja keras dan berdoa, kita
membutuhkan kesabaran. Kesabaran untuk menjalani step by step menuju
cita-cita dan keinginan. Baca
juga motivasi tentang kesabaran melalui cerita
Analisa
artikel
Pak Trimo memiliki sebuah dorongan (drive) untuk
mewujudkan impiannya, drive yang dimiliki pak Trimo berdasarkan kecintaannya
pada sang istri dan keluarganya. Tak peduli apapun pekerjaannya, keinginan yang
sangat besar menjadikan semua itu dorongan dan motivasi pada hidupnya. Dalam
teori harapan, keinginan beserta dorongannya di itu di dapatkan karena
keluarganya, keluarganya menjadikan pak Trimo sebagai orang yang tidak mudah
menyerah dan menjadi pekerja keras, hal itu dikatakan sebagai faktor lingkungan
dan orang-orang sekitar yang menentukan perilaku seseorang dalam mencapai suatu
tujuan. Ia berhasil memperjuangkan
hirarki kebutuhan menurut Maslow meski dengan keadaanya yang seperti itu pak
Trimo tetap percaya bahwa keinginannya akan terwujud, dan hasil dari
keinginannya tersebut adalah akualiasi diri untuk diri pak Trimo. Dan harapan
dan dorongan pak Trimo bersatu dan seimbang sehingga ia mampu mewujudkan
aktualisasi dirinya. Dengan hasil yang didapatkan oleh pak Trimo, harga diri
pak Trimo dan keluarganya pun akan
terangkat menjadi lebih baik bagi orang-orang disekitarnya
http://id.wikipedia.org/wiki/Abraham_Maslow
Tidak ada komentar:
Posting Komentar