Pengertian Psikoterapi
Psikoterapis adalah profesional kesehatan mental yang membantu orang-orang untuk mengatasi masalah emosional mereka.
Woberg merumuskan psikoterapi sebagi suatu bentuk perawatan (atau perlakuan, treatment) terhadap masalah yang timbul yang asalnya dari faktor emosi pada mana seorang yang terlatih, dengan terencana mengadakan hubungan profesional dengan pasien dengan tujuan memindahkan, mengubah suatu simtom dan mencegah agar simtom tidak muncul pada seseorang yang terganggu pola perilakunya untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan peribadi secara lebih positif.
Tujuan Psikoterapi
Tujuan psikoterapi menangani penyimpangan yang merusak dan baru kemudian menangani usaha pencegahannya. Singkatnya psikoterapi menangani dengan tujuan penyembuhan.
Menurut Mowrer mengatakan psikoterapi bertujuan berusaha menyembuhan klien atau pasien yang menderita gangguan neurosis-kecemasan (neurotic anxiety). Sedangkan Tyler mengemukakan psikoterapi berusaha melakukan perubahan pada struktur perkembangan dan kepribadian, lalu Tyler menyimpulkan psikoterapi berhubungan dengan konflik yang ada dalam diri seseorang (intrapersonal).
Unsur-unsur Psikoterapi
Masserman menyebutkan tujuh “parameter pengaruh” psikoterapi dasar yang mencakup lazim unsur-unsur pada semua jenis psikoterapi. Dalam hal ini termasuk peran sosial psikoterapis, hubungan (persekutuan terapeutik), hak, retrospeksi, re-edukasi, rehabilitasi, resosialisasi, dan rekapitulasi.
Perbedaan Konseling dan Psikoterapi
Pallon dan Petterson mengatkan perbedaan antara konseling dan psikoterapi. Sebagai berikut:
Konseling untuk: Klien, gangguan yang kurang serius, masalah: jabatan dan pendidikan, berhubungan dengan pencegahan, lingkungan pendidikan dan non-medis, berhubungan dengan kesadaran, dan metode pendidikan
Psikoterapi: Pasien, gangguan yang serius, masalah kepribadian dan pengambilan keputusan, berhubungan dengan penyembuhan, lingkungan medis, berhubungan dengan ketidaksadaran, dan metode penyembuhan
Brammer dan Shostrom mengakatan perbedaan konseling dan psikoterapi sebagai berikut:
Konseling ditandai dengan adanya terminologi seperti: educational, vocational, supportive, situational, problem solving, conscious awareness, normal, present time, and short time.
Sedangkan psikoterapi ditandai oleh: supportive (dalam keadaan krisis), recontuctive, depthemphasis, analytical, focus on the past, neurotic and other severe emotional problem, and long term.
Pendekatan Psikoterapi terhadap Mental illness
- Interaksi Sistematis, menggunakan suatu interaksi antara pasien dan terapis. Kata sistematis disini berarti psikoterapi menyusun interaksi-interaksi dengan suatu rencana atau tujuan khusus yang menggambarkan segi pandangan teoritis terapis
- Prinsip-prinsip Psikologis, psikoterapi menggunakan prinsip-prinsip, penelitian, dan teori-teori psikologis serta menyusun interaksi terapeutik
- tingkah laku pikiran dan perasaan, psikoterapi memusatkan perhatian untuk membantu pasien mengadakan perubahan-perubahan behavioral, kognitif, dan emosional serta membantunya supaya menjalani kehidupan yang lebih penuh dan memuaskan.
- tingkah laku abnormal, memecahkan masalah dn pertumbuhan pribadi, sekurang-kurangnya ada tiga kelompok pasien yang dibantu oleh psikoterapi. Kelompok pertama adalah orang-orang yang mengalami masalah tingkah laku abnormal. Kelompok kedua adalah orang-orang yang meminta bantuan untuk menangani permasalah hubungan-hubungan yang bermasalah atau menangani masalah-masalah pribadi yang tidak cukup berat untuk dianggap abnormal. Kelompok ketiga adalah orang-orang yang mencari psikoterapi kerena psikoterapi dianggap sebagai sarana untuk memperoleh pertumbuhan pribadi, bagi mereka psikoterapi adalah sarana untuk penemuan diri dan peningkatan kesadaran yang akan membantu mereka untuk mencapai potensi yang penuh sebagai manusia.
Pendekatan psikoterapi:
- Pendekatan Psikodinamik, membantu pasien mengembangkan pemahaman-pemahaman mengenai penyebab dari kecemasan, dan diasumsikan pemahaman-pemahaman itu akan menghasilkan perubahan tingkah laku.
- Psikoanalisis, menemukan konflik-konflik apakah yang menyebabkan kecemasan pasien. Akan tetapi, usaha mencari konflik-konflik itu dihambat oleh dua faktor. Pertama, konflik-konflik itu berawal dari masa kanak-kanak, dengan demikian ditutup oleh lapisan-lapisan pengalaman. Dan kedua, konflik-konflik itu adalah tidak sadar. Dikatakan tidak sadar karena dalam usaha mengurangi kecemasan konflik-konflik itu direpresikan, dengan demikian hilang dari kesadaran.
- Pendekatan Belajar, didasarkan pada gagasan bahwa tegangan fisiologis adalah penyebab dari kecemasan kognitif. Dengan kata lain, para ahli teori belajar mengasumsikan bahwa kita merasa cemas karena jantung kita berdenyut dengan cepat.
-Pendekatan Tingkah Laku Kognitif, teknik utama ini adalah menghentikan pikiran. Teknik ini digunakan kalau pasien memberikan sinyal kepada terapis yang menunjukan suatu pikiran obsesif pelan-pelan timbul pada kesadaran dimana pada saat itu terapis berteriak “berhenti!”. Tidak mengherankan apabila pasien dikagetkan dan segera menyadari bahwa intrupsi itu mengusir pikiran-pikirannya yang tidak dikehendaki.
- Pendekatan Fisiologis, pendekatan fisiologis untuk merawat kecemasan dengan menggunakan obat-obat yang mereduksi kegiatan neurologis yang berlebihan itu.
Bentuk-Bentuk Terapi
Salah satu bentuk terapi adalah pendekatan psikoanalisa, psikoanalisa yang menggunakan metode asosiasi bebas secara sistematis,, analisis hubungan transferensi dan penafsiran dengan tujuan penanganan masalah-masalah emosi.
Asosiasi Bebas, dalam asosiasi bebas pasien disuruh untuk bersantai dan berbaring diatas dipan dan terapis berada dibelakangnya. Kemudian pasien diminta untuk menceritakan semua yang ada dalam pikirannya tanpa disensor.
Transferensi, terjadi apabila pasien memindahkan kepada terapis emosi-emosi yang terpendam atau ditekan sejak awal masa kanak-kanak. Dalam pengalaman perawatan, emosi-emosi yang dipindahkan itu biasanya muncul dalam wujud-wujud ringan dan diarahkan kepada analis. Ketika prosedur terapi berjalan, emosi-emosi itu bertambah kuat dan berlangsung lama.
Penafsiran, penafsiran adalah setiap pernyataan dari terapis yang menafsirkan masalah pasien dalam suatu cara yang baru. Penafsiran sangat penting selama psikoanalisis berlangsung, terapis harus waspada terhadap kesempatan-kesempatan untuk menguraikan dan menafsirkan makna dinamik dari asosiasi bebas, mimpi dan tingkah laku pasien. Ia harus memperhatikan secara khusus perasaan-perasaan yang diungkapkan pasien dan berusaha menemukan hubungan antara perasaan-perasaan itu dengan sifat dari hal-hal yang sedang dibicarakan.
sumber:
Semiun, Yustinus & OFM. (2006). Kesehatan Mental 3. Yogyakarta: Kanisius
Semiun, Yustinus & OFM . (2006). Kesehatan Mental 2. Yogyakarta: Kanisius
Lighter, Dawn M. A (1999). 50 Cara Menanamkan Tingkah Laku Positif Pada Anak. Yogyakarta: Kanisius
Gunarsa, D. Singgih (2007). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia
Maulany, R. F. Setio Melviawati (1990). Buku Saku Psikiatri. Jakarta: Penerbit buku Kedokteran EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar